KISAH SEBUAH BANGKU TUA

oleh Ahmad Yani pada 22 Mei 2011 jam 14:03

Bangku tua ini masih seperti tiga puluh tahun yang lalu , termangu sepi,terpisah dari  hirup pikuk suasana taman .Tak banyak orang yang menyempatkan melepas lelah disini ,rimbunan pohon beringin serta akar-akarnya yang menjuntai  ,demikian  sulit untuk menjaring rasa suka.

Seperti hari ini ,ketika aku menyempatkan datang untuk menjengukmu ,nasibmu tak seperti yang kubayangkan

Wajahmu tampak kian menjadi lusuh,bahkan cat barupun seakan enggan menempel di tubuhmu  , engkau demikian pucat hanya debu  dan daun-daun kering yang tampak masih mau berteman denganmu .Demikian kelu …,Persis seperti tiga puluh tahun yang lalu !.

Dahulu , disini …aku biasa mengadukan seluruh resahku  padamu !,bersama sepi ,ku urai setiap lembaran duka ,walau kau hanya bisa  ternganga , dan tak mampu menterjemahkan  setiap luka .

Ketika  langit telah mulai dihiasi rona senja , dan burung-burung pipit sudah mulai berdatangan menuju sarangnya. Kutatap dalam-dalam  wajahmu ,Ada rasa enggan  …untuk mengayunkan langkah ,membiarkanmu sendiri , di pagut sepi

Bersandar  kembali ditubuhmu ,menitipkan punggung  dan seluruh lelah ,Engkau tetap diam , seakan begitu sangat mengerti tentang arti rindu .Demikian besar hasratku untuk bertanya padamu ,tentang segala cerita yang pernah mampir  dalam tiga puluh tahun terakhir.Tapi rupanya engkau lebih senang menerima takdir tanpa bertanya .

“ Adakah orang selain aku , yang biasa membunuh sepi di sini ?   berharap kamu bisa bicara !,dan memimpikan  luka bisa berlalu ,terbang bersama helai-helai daun beringin tua yang luruh !?".Engkau masih juga diam ,seperti tiga puluh tahun yang lalu .Membiarkanku  terperangkap oleh sejuta tanya tanpa jawab.

“Aku hanya menjengukmu sebentar,aku  harus kembali menyibukkan diri ,untuk sesuatu yang tak ku suka “

“Engkau masih betah disini ?,kudoakan  kelak ada orang,yang datang !,yang rasa cintanya jauh lebih berlimpah dari yang pernah kumiliki untukmu ! “

Lambaian tangan anak bungsuku dari dalam mobil,mempercepat pamitku padanya ! , kutatap bangku tua itu dalam-dalam !, ku elus beberapa kali di seluruh badannya yang usang .Sambil melangkah pergi ku titipkan dia pada angin dan semak-semak ,untuk menjaga  dan menemani hari-hari sepinya !.

Kisah yang tercecer,dari Taman Kartini

Pintu barat Unjani,Minggu,23 Mei 2011




Leave a Reply.